Jumat, 31 Oktober 2014

#Pinternet INTERNET



1. Dampak positif dan negative penggunaan internet
Saat ini internet merupakan media yang hampir banyak diminati oleh semua orang dari berbagai kalangan usia. Selain mudah digunakan dan mudah untuk mencari informasi atau tugas. Dalam hal ini terdapat dampak positif dan negative penggunaan internet yang berlebihan membuat kita menjadi ketergantungan pada internet. Seseorang yang kecanduan internet akan cenderung menunjukan emosi yang negative di dalam kehidupan sehari-harinya, jumlah pengguna internet meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Asosiasi penyelenggara data internet di Indonesia, pada 2005 pengguna internet di Indonesia mencapai 2.12 juta dan pada tahun 2006 meningkat hingga mencapai hamper 2,4 juta . Pada tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat ke-8 pengguna internet terbanyak di dunia dan pengguna internet di Indonesia mencapai 39 juta orang.

A). Internet memberikan dampak positif maupun negative bagi penggunanya.
Dampak positif dari internet digolongkan menjadi empat kategori antara lain :
Sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang palingbanyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia.Media pertukaran data dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet diseluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. Media mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.Untuk manfaat komunikasi 


B). Dampak negative dari internet adalah membuat tidak sedikit orang menjadi sangat bergantung pada internet sehingga menjadi kecanduan terhadap internet, pornografi, penyebaran virus secara tak terkendali, spyware & SPAM, hadirnya situs yang bersifat provokasi, adu domba, fitnah, terjadinya overload-nya informasi,
Pendidikan bermedia internet adalah pengembangan kemampuan kritis dan kreatif anak muda. 

Sementara itu, sesuai dengan deklarasi UNESCO mengenai pendidikan media (UNESCO: 2006), terdapat beberapa konsep mengenai pendidikan media. Konsep tersebut bertujuan untuk mendorong pendidikan media secara komperensif mulai tingkat prasekolah sampai perguruan tinggi, pendidikan orang dewasa yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap, kesadaran kritis. Pendidikan semacam ini juga untuk melahirkan kompetensi yang lebih besar di kalangan pengguna media cetak, elektronik, bagi masyarakat

Kita diharapkan mampu muntuk mengontrol penggunaan internet, yaitu dengan mengurangi intensitas penggunaan internet dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Seperti hlnya mengurangi intensitas penggunaan instant messangging dalam berkomunikasi dengan teman,keluarga, dan lainnya, serta lebih menggunakan komunikasi face to face dalam menjalin relasi dengan orang lain. Orang tua juga diharapkan mampu mengoptimalkan peran orang tua dalam mengawasi dan mengurangi intensitas penggunaan internet yang dilakukan oleh anak. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas komunikasi intrapersonal anatar orang tua dengan anak tanpa menggunakan media internet.

Referensi:
Jurnal 1: Ahmad ,budi setiawan, penanggulangan dampak negative akses internet di pondok  pesantren melalui program internet sehat. Kementrian komunikasi dan informatika,jakarta
Jurnal 2: Novrita, ade putri,Subjevtive well being mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan. Jurnal ilmiah mahasiswa universitas Surabaya vol.2 no.1 (2013)
Caplan, S. (2002). Problematic internet use and psycholocial well being. Development of a theory based cognitive-bahavioral measurement instrument . Computers in Human Behavior, 18, 553-575


2. Internet addiction
Menurut Young (2007), internet addiction dapat disebut juga dengan compulsive internet use atau pathological internet use. Internet addiction adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis, social, dan pekerjaan pada kehidupan individu . Individu dapat menggunakan internet lebuh dari 20 jam dalam satu minggunya .Factor-faktor yang mempengaruhi internet education digolongkan menjadi 2 yaitu factor eksternal dan internal . Factor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sisial dan budaya. Factor internal adalah kepribadian, control diri, minat, motif, pengetahuan dan usia. Menurut young factor psikologis merupakan penyebab seseorang mengalami internet education.menurut Young dampak yang dihasilkan dari penggunaan internet yang berlebih antara lain kehilangan pekerjaan atau kesempatan dalam meraih karir serta pendidikan yang lebih baik, kehilangan kesempatan untuk menjalin relasi dengan lingkungan sekitar, tidak menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, dan penggunaan internet sebagai media untuk menghindari masalah yang mungkin sedang dihadapi. Apabila dikaitkan dengan dampak-dampak tersebut seseorang yang mengalami internet education cennderung seringkali menunjukan emosi yang negative seperti cemas, sedih, depresi, dan lain-lain.

Hasil penelitian kraut et akl (1998) menunjukan bahwa seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menggunakan internet seringkali merasakan depresi dan kesepian. Hasil penelitian Stepanikova et al (2010) menunjukan bahwa semakin lama individu menggunakan internet, semakin besar kemungkinan individu tidak puas akan kehidupannya. Sesuai dengan ungkapan oleh Caplan (2002) individu yang menggunakan internet secara berlebih menganggap internet adalah cara untuk menghindar dari psykological problems yang sedang dialaminya seperti masalah teman, keluarga, relasi social, dan lain-lain.
Hasil penelitian ceyhan dan gurcan (2008) menunjukan bahwa individu yang paling banyak mengalami internet addiction adalah individu dewasa dan penggunaan internet tersebut berdampak bagi psychological well being. Individu dewasa masih memiliki tanggung jawab pada studinya yang berada pada jenjang perguruan tinggi. Kandell (1998) menyebutkan bahwa jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, internet addiction adalah masalah terbesar bagi mahasiswa jauh dari keluarga, menghabiskan waktu luang, dan menggunakan internet dengan education reason adalah beberapa alas an meningkatkan resiko internet education pada mahasiswa.salah satunya factor terpenting yang dapat menjelaskan mahasiswa menggunakan internet secara berlebihan adalah dinamika psikologis dan perkembangan mahasiswa itu sendiri yang sedang berada pada transisi dari tahap remaja akhir menuju dewasa awal yang memiliki karakteristik antara lain :
-          Eksplorasi jati diri
-          Ketidakstabilan
-          Focus pada diri sendiri
-          Ambiguitas
-          Serta terdapat berbagai kemungkinan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen
Karena pada masa ini individu berada pada kondisi tidak stabil karena banyak menyerap pengalaman dan pengetahuan dari lingkungannya.
Jenis-jenisnya adalah :
-          Cybersexual Addiction : individu yang sering mengunjungi website khusus orang dewasa,
-          Cyber-Relationship Addiction : mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online.
-          Net-compulsions:Mengacu pada perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.
-          Information Overload : Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
-          Computer Addiction : Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.\
untuk kita semua ,kita diharapkan mampu mengontrolpenggunaan internetnya sehingga tidak selalu bergantung pada internet, yang dengan mengurangi intensitas penggunaan internet dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Referensi :
Jurnal 1 : Novrita, ade putri,Subjevtive well being mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan. Jurnal ilmiah mahasiswa universitas Surabaya vol.2 no.1 (2013)
Jurnal 2 : Sistem Pakar Diagnosa Kecanduan Menggunakan Internet (Internet Addiction) Menggunakan Metode Certainty Factor (Oleh : Adlin Hasibuan)
Jurnal 3 : noviana dewi, hubungan antara kecanduan internet dan kecemasan dengan insomnia pada mahasiswa yang sedang skripsi.
http://rizkenandiniati.wordpress.com/2014/10/31/pinternet-review-jurnal-tentang/

 
3. Psikoterapi via internet
         Seiring berjalannya waktu internet dan teknologi semakin berkembang pesat untuk mencari terobosan baru dalam bertukar informasi. Internet yang tadinya hanya berisi informasi sekarang juga bisa dgunakan untuk konsultasi tanpa harus bertemu langsung. Sekarang telah dibangun aplikasi bimbingan konseling yang berbasis internet menggunakan PHP 4.3.9 dan MySQL4.1.7. aplikasi ini berguna untuk untuk berkomunikasi atau bekonsultasi dengan pakar atau konselor sesuai bidangnya.
Seringkali masalah yang terjadi pada remaja berawal dari dunia online. Internet memang baik untuk bersosialisasi tetapi dapat juga menimbulkan masalah sosial. Konseling didunia internet dapat membantu guru konseling untuk menginformasi pegetahuannya untuk membantu menjalankan tugasnya sebagai guru konseling.Konseling online adalah : proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada seseorang yang mengalami suatu masalah untuk mendapat jalan keluar dengan tidak lansung.
Selain itu psikoterapi via internet tidak hanya berguna bagi kalangan orang dewasa tetapi juga bisa untuk kalangan remaja yang mempunyai masalah. seorang klien harus mampu menjadi pendengar yang baik dalam proses ini namun hambatan yang perlu diperhatikan dalam konseling online adalah konseling tanpa komunikasi verbal dan petunjuk visual lainnya kecuali bila menggunakan fasilitas kamera dan headset, namun kedua perangkat komputer harus memilikinya (Haberstroh, et al., 2008). Kelemahan yang dapat terjadi pada proses konseling online pada tahap tiga ini adalah mengevaluasi atas pilihan-pilihan klien yang tepat. Hal ini merupakan hambatan yang sangat besar dalam proses konseling. Namun perlu diingat bahwa tahap ini bila ada dianggap perlu maka seorang klien dapat diminta untuk konseling tatap muka.
Walaupun sebenarnya online konseling merupakan hal yang masih langka di Indonesia namun beberapa negara maju di bidang teknologi telah memanfaatkan teknologi informasi ini dalam memberikan kemudahan akses bagi masyarakatnya.
Referensi :
Jurnal 1:  Aplikasi Bimbingan Konseling Berbasis WEB (Oleh : Juniawan G.S.D, Agnes Nurina D.A, Raymon Bahana, Sri Mulyanti)
Jurnal 2 : Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-konseling
Jurnal 3 : Ardi, Z. (2013). Konseling online: sebuah pendekatan teknologi dalam pelayanan konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1(1), 1-5.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top