Senin, 27 Januari 2014

aku ingin makan spaghetti



Saya ingin makan spaghetti

Acchi adalah sesosok hantu kecil yang menyukai makanan enak. Acchi tinggal di loteng sebuah restoran dikota kecil sehingga setiap saat ia dapat mencium semua makanan lezat yang ingin ia cicipi. Akan tetapi, Acchi untuk mencicipi makanan-makanan itu, Acchi harus menunggu larut malam. Saat malam, Acchi segera melompat dari loteng ke restoran. Dengan wujudnya yang tidak terlihat, ia menendang pintu dan menjatuhkan piring dari tangan pramusaji. Acchi tersenyum puas dan dengan segera mengambil sendok, garpu dan pisau untuk menyembunyikannya. Ternyata acchi senang membuat semua terkejut. Sambil tertawa ia akan mengambil makanan yang paling lezat. Acchi senang dengan nasi goreng, ekor udang yang renyah, cherry yang ada didalam fruit punch, kopi hangat dan coklat yang ada dalam kue kastela. Setelah kenyang, acchi akan kembali ke loteng. Acchi mengelus perut gendutnya. “kalau hidup seperti ini, betapa enaknya. Tak perlu capek-capek bekerja, semua sudah tersedia,” katanya dan tak lama ia tertidur.
            Setiap hari Acchi selalu mengulangi perbuatannya. Dan suatu hari sesudah makan, Acchi jalan-jalan keluar rumah terlebih dahulu. Ia menikmati udara sore dengan penuh kebahagiaan. Tiba-tiba Acchi mencium wangi yang sangat sedap. Acchi mengecilkan badannya, lalu mulai bergerak keluar. Kemudian, seperti biasa Acchi berjalan sambil menendang pintu hingga terdengar suara gaduh di ruang itu. “dengan begini saja, ia pasti akan takut dan lari,” bisiknya. Acchi menunggu reaksi gadis kecil itu, namun  gadis itu hanya melihat sebentar ke atap sambil berkata,”suara yang aneh. Ayah dan ibu belum pulang. Ah, aku tahu! Itu suara rumah yang bersendawa.” Acchi mulai meneruskan aksinya dengan bergerak di atas tangga. Mendengar suara aneh, gadis itu menoleh dan berkata, “hari ini aneh ya, sekarang tangga yang tersedak.” Gadis itu melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan apa yang baru saja terjadi. Gadis itu sama sekali tidak merasa takut, ia meletakkan spaghetti di piring dan menyiramkan saus diatasnya, terlihat sangat lezat.”aku harus mendapatkan spaghetti itu! Sungguh!” pikir Acchi yang mulai geram, karena tidak dapat menakuti gadis itu sedangkan perutnya mulai bernyanyi. Dari balik pintu, acchi melihat gadis itu dengan kesal, ia menghembuskan angin hantu, membuat barang-barang didapur itu bergerak-gerak.akan tetapi gadis itu malah tertawa sambil mengoyang-goyangkan kakinya.”itu pasti suara hembusan tikus di atas langit-langit. Kenapa suaranya jelek sekali?” gadis itu meraih spaghetti dengan garpunya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Kemudian acchi mulai menyentuh leher gadis itu dengan tangannya yang dingin. Gadis kecil itu menyapu lehernya sambil berkat, “loh, kenapa dingin begini? Kali ini mungkin air mata atap, ya? Atau air liurnya?” akhirnya acchi kesal dan memperlihatkan dirinya.”Hei, lihat baik-baik inilah bentuk hantu yang sebenarnya! Aku acchi! Wheeee1.” Acchi terus berusaha agar terlihat seram, Acchi membesarkan dirinya agar terlihat lebih menyeramkan. Tetapi, yang dilakukan Acchi ternyata tidak mampu membuat gadis kecil itu takut. “wah, hantu kecil yang lucu,” kata gadis itu sambil membelalakan matanya memandang Acchi, membuat Acchi kecewa. Akan tetapi Acchi tidak kehabisan akal. “aku akan memakanmu! Kau pasti sangat lezat!” serunya sambil berdengus-dengus dan mengayunkan kedua tangannya. “Oh begitu?tentu saja aku lezat. Aku Etto yang , yang selalu sehat, tapi entahlah aku baru sembuh dari sakit.”kata gadis itu menunjuk pipinya yang sedikit membengkak. “kalau kamu mau makan aku tidak apa-apa. Semoga penyakit ini tidak menular.” Kemudian gadis itu berkata dengan tajam, “kemarin juga ada hantu yang datang. Besarnya kira-kira seperti balon!”
“Bohong, kamu bohong! Nanti ku pencet hidungmu!” seru Acchi jengkel karena tak bisa menakuti gadis itu. Tetapi mana boleh hantu takut ,apalagi hanya terhadap seorang gadis kecil. “kalau kau tak percaya, ku perlihatkan padamu hantu itu,” kata gadis kecil itu sambil menuju kamar sebelah dan berteriak menyuruh hantu yang lain keluar. Kemudian gadis itu membuka pintu dan masuk, Acchi mendengarnya berkata. “perutmu sampai bengkak begitu. Yang penting temuilah temanmu.” Tak lama dari dalam kamar terdengar suara gaduh, dengan susah payah hantu itu keluar dari kamar. Hantu itu dibalut kain putih dan bermata satu. Hantu besar itu sangat mengerikan, tubuhnya lebih besar dari yang Acchi perkirakan.acchi ingin lari tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Acchi ketakutan. Hantu besar itu bergerak, berjinjit dengan tangannya ke atas, matanya terlihat melotot dan ia terlihat begitu kelaparan. Kemudian hantu besar itu berkata dengan suara jelek. ”Hu hu hu, biarpun kecil kelihatannya kamu hantu yang lezat,” hantu besar itu memegang Acchi kuat-kuat. “mau kemana kau? Sini ku makan.” Acchi gemetar, ia mulai pucat. Acchi memejamkan matanya erat-erat, hingga akhirnya ia menangis. “padahal aku hanya ingin spaghetti, sesuap saja…” katanya. Tiba-tiba kain putih hantu besar itu melorot dan tampak seperti selimut. Kemudian dari balik selimut itu, terlihat Etto yang tertawa. “Hei, makanya jangan jahil.” Mendengar itu Acchi jadi malu. Ia tak tahu harus berbuat apa. Mata Acchi berkejap-kejap, ia mulai berhenti menangis. Acchi menundukan kepala dengan suara kecil, ia berkata, “ajak aku makan Etto, aku lapar.”
“Ayo,aku paling suka kalau ada tamu!” Etto menyodorkan sepiring spaghetti yang menggiurkan kea rah Acchi. Acchi mulai memasukkan spaghetti kemulutnya dan memakannya hingga habis. “Tunggu, ada spaghetti yang lebih lezat loh,” kata Etto. Acchi menyangka Etto ramah akan memberinya sepiring atau dua piring spaghetti lagi. “Bukan, tapi kamu sendri yang harus membuatnya. Cobalah, aku akan akan memberikan bibit spaghetti.” Etto memberi Acchi sebuah kantong yang berisi bibit tomat, bawang, dan gandum. “kerjakan semua sendiri, ya! Kalau kamu rajin kamu pasti bisa,” pesan Etto. Sikap Etto membuat Acchi jadi bersemangat untuk membuat spaghetti yang lezat.
Beberapa saat kemudian, Acchi telah membawa tanah ke atas atap restoran. Kemudian ia mulai menyebarkan bibit spaghetti. Ia membuat lading sayuran. Setiap hari bekerja dengan rajin, mencabuti rumput dan menyirami ladangnya. Acchi merawatnya dengan penuh semangat, hingga ia lupa dengan kebiasaanya menyerbu masakan lezat direstoran, dibawah tempat tinggalnya.
Beberapa minggu kemudian. Acchi mulai panen. Acchi sekarang sudah bisa membuat spaghetti yang sangat lezat

SELESAI……
Back to top