Senin, 11 April 2016

Client Centered Therapy

Carl  R. Rogers mengembangkan terapi clien centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan- keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client centererd adalah cabang dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa:’ terapi client centered merupakan tekhnik konseling dimana yang paling berperan adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner  dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri. Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti  terapi client centered adalah klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran- pikirannya secara bebas.  Pendekatan ini juga mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasinya maslah sendiri.18 Jadi terapi client centered adalah terapi yang berpusat pada diri klien, yang mana seorang konselor hanya memberikan terapi serta mengawasi klien pada saat mendapatkan pemberian terapi tersebut agar klien dapat berkembang atau keluar dari masalah yang dihadapinya.


  • Konsep Teori Kepribadian dalam Terapi Client- Centered


Rogers sebenarnya tidak terlalu memberi perhatian kepada teori kepribadian. Baginya cara mengubah dan perihatian terhadap proses perubahan kepribadian jauh lebih penting dari pada karakteristik kepribadian itu sendiri. Namun demikian, karena dalam proses konseling selalu memperhatikan perubahan- perubahan kepribadian, maka atas dasar pengalaman klinisnya Rogers memiliki pandangan- pandangan khusus mengenai kepribadian, yang sekaligus menjadi dasar dalam menerapkan asumsi- asumsinya terhadap proses konseling. Kepribadian menurut Rogers merupakan hasil dari interaksi yang terus- menerus antara organism, self, dan medan fenomenal. Untuk memahami perkembangan kepribadian perlu dibahas tentang dinamika kepribadian sebagai berikut:

1. Kecenderungan Mengaktualisasi
  Rogers beranggapan bahwa organism manusia adalah unik dan memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, mengontrol dirinya dan mengembangkan potensinya. 

2. Penghargaan Positif Dari Orang Lain
  Self berkembang dari interaksi yang dilakukan organism dengan realitas lingkungannya, dan hasil interaksi ini menjadi pengalaman bagi individu. Lingkungan social yang sangat berpengaruh adalah orang- orang yang bermakna baginya, seperti orang tua atau terdekat lainnya. Seseorang akan berkembang secara positif jika dalam berinteraksi itu mendapatkan penghargaan, penerimaan, dan cinta dari orang lain. 

3. Person yang Berfungsi Utuh
  Individu yang terpenuhi kekbutuhannya, yaitu memperoleh penghargaan positif tanpa syarat dan mengalami penghargaan diri, akan dapat mencapai kondisi yang kongruensi antara self dan pengalamannya, pada akhirnya dia akan dapat mencapai penyesuaian psikologis secara baik.


  • Ciri- ciri terapi Client- Centered


  Ciri- ciri konseling berpusat pada person sebagai berikut:
1. Focus utama adalah kemampuan individu memecahkan masalah bukan
terpecahnya masalah
2. Lebih mengutamakan sasaran perasaan dari pada intelek
3. Masa kini lebih banyak diperhatikakn dari pada masa lalu
4. Pertumbuhan emosional terjadi dalam hubungan konseling
5. Proses terapi merupakan penyerasian antara gambaran diri klien dengan
keadaan dan pengalaman diri yang sesungguhnya
6. Hubungan konselor dank lien merupakan situasi pengalaman terapetik
yang berkembang menuju kepada kepribadian klien yang integral dan
mandiri.
7. Klien memegang peranan aktif dalam konseling sedangkan konselor
bersifat pasif.


  • Tekhnik terapi Client- Centered


  Secara garis besar tekhnik terapi Client- Centered yakni:
a) Konselor menciptakan suasana komunikasi antar pribadi yang
merealisasikan segala kondisi.
b) Konselor menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka, yang
menyakinkan konseli dia diterima dan dipahami.
c) Konselor memungkinkan konseli untuk mengungkapkan seluruh
perasaannya secara jujur, lebih memahami diri sendiri dan
mengembangkan suatu tujuan perubahan dalam diri sendiri dan
perilakunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top