Saya
ingin makan spaghetti
Acchi
adalah sesosok hantu kecil yang menyukai makanan enak. Acchi tinggal di loteng
sebuah restoran dikota kecil sehingga setiap saat ia dapat mencium semua
makanan lezat yang ingin ia cicipi. Akan tetapi, Acchi untuk mencicipi
makanan-makanan itu, Acchi harus menunggu larut malam. Saat malam, Acchi segera
melompat dari loteng ke restoran. Dengan wujudnya yang tidak terlihat, ia
menendang pintu dan menjatuhkan piring dari tangan pramusaji. Acchi tersenyum
puas dan dengan segera mengambil sendok, garpu dan pisau untuk menyembunyikannya.
Ternyata acchi senang membuat semua terkejut. Sambil tertawa ia akan mengambil
makanan yang paling lezat. Acchi senang dengan nasi goreng, ekor udang yang renyah,
cherry yang ada didalam fruit punch, kopi hangat dan coklat yang ada dalam kue
kastela. Setelah kenyang, acchi akan kembali ke loteng. Acchi mengelus perut
gendutnya. “kalau hidup seperti ini, betapa enaknya. Tak perlu capek-capek
bekerja, semua sudah tersedia,” katanya dan tak lama ia tertidur.
Setiap hari Acchi selalu mengulangi
perbuatannya. Dan suatu hari sesudah makan, Acchi jalan-jalan keluar rumah
terlebih dahulu. Ia menikmati udara sore dengan penuh kebahagiaan. Tiba-tiba Acchi
mencium wangi yang sangat sedap. Acchi mengecilkan badannya, lalu mulai
bergerak keluar. Kemudian, seperti biasa Acchi berjalan sambil menendang pintu hingga
terdengar suara gaduh di ruang itu. “dengan begini saja, ia pasti akan takut
dan lari,” bisiknya. Acchi menunggu reaksi gadis kecil itu, namun gadis itu hanya melihat sebentar ke atap sambil
berkata,”suara yang aneh. Ayah dan ibu belum pulang. Ah, aku tahu! Itu suara
rumah yang bersendawa.” Acchi mulai meneruskan aksinya dengan bergerak di atas
tangga. Mendengar suara aneh, gadis itu menoleh dan berkata, “hari ini aneh ya,
sekarang tangga yang tersedak.” Gadis itu melanjutkan kegiatannya tanpa
menghiraukan apa yang baru saja terjadi. Gadis itu sama sekali tidak merasa
takut, ia meletakkan spaghetti di piring dan menyiramkan saus diatasnya,
terlihat sangat lezat.”aku harus mendapatkan spaghetti itu! Sungguh!” pikir Acchi
yang mulai geram, karena tidak dapat menakuti gadis itu sedangkan perutnya
mulai bernyanyi. Dari balik pintu, acchi melihat gadis itu dengan kesal, ia
menghembuskan angin hantu, membuat barang-barang didapur itu
bergerak-gerak.akan tetapi gadis itu malah tertawa sambil mengoyang-goyangkan kakinya.”itu
pasti suara hembusan tikus di atas langit-langit. Kenapa suaranya jelek sekali?”
gadis itu meraih spaghetti dengan garpunya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Kemudian
acchi mulai menyentuh leher gadis itu dengan tangannya yang dingin. Gadis kecil
itu menyapu lehernya sambil berkat, “loh, kenapa dingin begini? Kali ini
mungkin air mata atap, ya? Atau air liurnya?” akhirnya acchi kesal dan
memperlihatkan dirinya.”Hei, lihat baik-baik inilah bentuk hantu yang
sebenarnya! Aku acchi! Wheeee1.” Acchi terus berusaha agar terlihat seram, Acchi
membesarkan dirinya agar terlihat lebih menyeramkan. Tetapi, yang dilakukan Acchi
ternyata tidak mampu membuat gadis kecil itu takut. “wah, hantu kecil yang
lucu,” kata gadis itu sambil membelalakan matanya memandang Acchi, membuat Acchi
kecewa. Akan tetapi Acchi tidak kehabisan akal. “aku akan memakanmu! Kau pasti
sangat lezat!” serunya sambil berdengus-dengus dan mengayunkan kedua tangannya.
“Oh begitu?tentu saja aku lezat. Aku Etto yang , yang selalu sehat, tapi
entahlah aku baru sembuh dari sakit.”kata gadis itu menunjuk pipinya yang
sedikit membengkak. “kalau kamu mau makan aku tidak apa-apa. Semoga penyakit
ini tidak menular.” Kemudian gadis itu berkata dengan tajam, “kemarin juga ada
hantu yang datang. Besarnya kira-kira seperti balon!”
“Bohong,
kamu bohong! Nanti ku pencet hidungmu!” seru Acchi jengkel karena tak bisa
menakuti gadis itu. Tetapi mana boleh hantu takut ,apalagi hanya terhadap
seorang gadis kecil. “kalau kau tak percaya, ku perlihatkan padamu hantu itu,”
kata gadis kecil itu sambil menuju kamar sebelah dan berteriak menyuruh hantu yang
lain keluar. Kemudian gadis itu membuka pintu dan masuk, Acchi mendengarnya
berkata. “perutmu sampai bengkak begitu. Yang penting temuilah temanmu.” Tak lama
dari dalam kamar terdengar suara gaduh, dengan susah payah hantu itu keluar dari
kamar. Hantu itu dibalut kain putih dan bermata satu. Hantu besar itu sangat
mengerikan, tubuhnya lebih besar dari yang Acchi perkirakan.acchi ingin lari
tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Acchi ketakutan. Hantu besar itu bergerak,
berjinjit dengan tangannya ke atas, matanya terlihat melotot dan ia terlihat
begitu kelaparan. Kemudian hantu besar itu berkata dengan suara jelek. ”Hu hu hu,
biarpun kecil kelihatannya kamu hantu yang lezat,” hantu besar itu memegang Acchi
kuat-kuat. “mau kemana kau? Sini ku makan.” Acchi gemetar, ia mulai pucat. Acchi
memejamkan matanya erat-erat, hingga akhirnya ia menangis. “padahal aku hanya
ingin spaghetti, sesuap saja…” katanya. Tiba-tiba kain putih hantu besar itu
melorot dan tampak seperti selimut. Kemudian dari balik selimut itu, terlihat
Etto yang tertawa. “Hei, makanya jangan jahil.” Mendengar itu Acchi jadi malu. Ia
tak tahu harus berbuat apa. Mata Acchi berkejap-kejap, ia mulai berhenti
menangis. Acchi menundukan kepala dengan suara kecil, ia berkata, “ajak aku
makan Etto, aku lapar.”
“Ayo,aku
paling suka kalau ada tamu!” Etto menyodorkan sepiring spaghetti yang
menggiurkan kea rah Acchi. Acchi mulai memasukkan spaghetti kemulutnya dan
memakannya hingga habis. “Tunggu, ada spaghetti yang lebih lezat loh,” kata
Etto. Acchi menyangka Etto ramah akan memberinya sepiring atau dua piring
spaghetti lagi. “Bukan, tapi kamu sendri yang harus membuatnya. Cobalah, aku
akan akan memberikan bibit spaghetti.” Etto memberi Acchi sebuah kantong yang
berisi bibit tomat, bawang, dan gandum. “kerjakan semua sendiri, ya! Kalau kamu
rajin kamu pasti bisa,” pesan Etto. Sikap Etto membuat Acchi jadi bersemangat
untuk membuat spaghetti yang lezat.
Beberapa
saat kemudian, Acchi telah membawa tanah ke atas atap restoran. Kemudian ia
mulai menyebarkan bibit spaghetti. Ia membuat lading sayuran. Setiap hari
bekerja dengan rajin, mencabuti rumput dan menyirami ladangnya. Acchi merawatnya
dengan penuh semangat, hingga ia lupa dengan kebiasaanya menyerbu masakan lezat
direstoran, dibawah tempat tinggalnya.
Beberapa
minggu kemudian. Acchi mulai panen. Acchi sekarang sudah bisa membuat spaghetti
yang sangat lezat
SELESAI……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar